Kisah
Abah Pendi Loper Koran yang Hidup Bahagia di Masa Tua Karena Properti
Gambar Ilustrasi, Source: eliskomariah.blogspot. com |
Abah Pendi muda datang
ke Jakarta sekitar tahun 70an, berasal dari Cianjur pergi ke Ibu Kota dengan niat
ingin mengadu nasib. Tanpa pendidikan yang tinggi membuat abah Pendi sulit
mendapatkan pekerjaan,oleh karena itu beliau memutuskan untuk menjadi loper
koran (tukang koran keliling, red). Pada waktu itu, koran dan majalah masih
sangat diminati sehingga penghasilan dari loper koran bisa dibilang cukup untuk
biaya hidup sehari-hari dan ada sisanya untuk ditabung.
Abah Pendi muda
berkeliling menjual koran di sekitar daerah kebon jeruk, darmawangsa, kuningan
dan senayan hingga tanah abang. Dari tabungan hasil loper koran beliau meminang
gadis pujaannya ibu H. Romlah, di awal menikah mereka berdua tinggal di rumah
kontrakan sederhana, hingga akhirnya abah Pendi sekitar tahun 80an memutuskan
membeli rumah dari uang tabungannya di kawasan pintu 1 Senayan dengan harga Rp.
3.000.000. Beliau juga membeli rumah tempat dia mengontrak saat itu di Jalan
Senopati dengan harga Rp 4.000.000.
Akan tetapi beberapa
tahun kemudian beliau harus merelakan rumahnya di Pintu Senayan karena digusur
oleh pengembang dengan harga Rp 300.000.000. Pasti rela donk ya digusur tapi
dapat ganti rugi hingga 10x lipat. -_^
Belajar dari pengalaman
rumahnya yang dibeli oleh pengembang hingga
berlipat-lipat, uang hasil dari rumahnya yang digusur di pintu 1 Senayan
beliau belikan tanah lagi di daerah ciputat dan ciledug. Sisanya beliau gunakan
untuk pergi haji bersama istrinya.
Tiga puluh tahun lebih
berlalu, Jakarta terus berkembang menjadi kota yang sangat maju. Terutama
dikawasan segitiga emas (Thamrin, Sudirman, Kuningan). Beberapa daerah
dikawasan Senayan, Tanah abang dan Kuningan berubah pesat dari pemukiman penduduk
menjadi kawasan bisnis dan ekonomi.
Daerah tersebut berubah
menjadi Businnes District (Pusat
Bisnis).Warga yang tinggal didaerah tersebut pun banyak yang digusur, antara
mau dan tidak mau. Karena harga jualnya cukup tinggi dibanding saat mereka beli
dulu. Cukup untuk membeli rumah yang lebih bagus lagi dipinggiran kota jakarta.
Sedikit demi sedikit
pemukiman penduduk berubah menjadi gedung-gedung pencakar langit sebagai pusat
bisnis. Jl Senopati, Senayan, Kebayoran Baru tak luput dari incaran pengembang
untuk dijadikan asset mereka, entah untuk dibangun sendiri oleh mereka atau
investasi.
Bagaimana tidak
menakjubkan? 35 tahun yang lalu harga tanah dan bangunan di daerah tersebut
hanya senilai 60-100 ribuan per meter. Saat ini lokasi yang dipinggir jalan
bisa mencapai 50 jt an per meter,yang paling murah masuk ke dalam gang harganya
berkisar 25 jt an per meter.
Tahun 2012 kawasan Jl
Senopati dalam dilirik oleh investor (pengembang,red), Warga senopati dalam “digoda” oleh
investor dengan harga yang cukup menggiurkan dengan tawaran harga 25jt permeter
sampai 50jt. Akhirnya warga termasuk Abah Pendi merelakan properti tanah dan
rumah mereka dijual. Gimana ga “rela” 50jt per meter..! GILA..!!
Bayangkan jika punya
tanah dan bangunan didaerah tersebut seluas 200 meter,kalikan 50jt. 10.000.000.000 .Ga usah Syok gitu, lihat angka nol yang
banyak, inilah dahsyatnya properti.
Kembali ke kisah Abah Pendi, beliau punya tanah dan bangunan seluas 60 meter,
dibeli oleh pengembang dengan harga 50jt per meter. Berapa hasilnya?
3.000.000.000 ..!!
Baca juga: Kenapa Harga Rumah atau Tanah terus Naik?
3 Milyar..!! Wow
Dahsyat bukan..?? Bayangkan, resapi dan rasakan, siapa sangka tanah dan rumah
yang dulu dibeli abah Pendi 35 tahun lalu kini saat dijual harga nya melonjak
hingga berlipat-lipat. Siapa sangka Jakarta maju begitu pesat. Bagaimana dengan
daerah lain? Tentu sama, disemua daerah akan terus berkembang.
Abah Pendi saat ini pun
bisa tidur nyenyak di masa tuanya, dari hasil jual properti rumah seharga 3
Milyar, kini beliau tinggal di daerah
Jagakarsa Jakarta Selatan, rumah 2 lantai seharga 1.5 M dibeli untuk tempat
tinggal. Lantai 2 beliau jadikan kost2an. Sisa uangnya beliau belikan tanah
lagi dikota kelahirannya Cianjur.
Dahsyat kan? Dari
properti Abah Pendi yang profesinya hanya sebagai loper koran bisa hidup
bahagia dimasa tuanya,total keseluruhan Asset properti beliau saat ini adalah kisaran
senilai lebih dari 5 Milyar, Aset properti beliau saat ini ada di Ciputat,
Ciledug, jagakarsa dan Cianjur.
Luar biasa bukan? Kisah
diatas adalah kisah nyata yang sangat inspiratif.
Jika anda saat ini punya tabungan di Bank yang nilainya cukup untuk membeli
properti baik rumah atau tanah, segera alihkan ke Properti. Belilah rumah atau tanah karena nilainya tidak akan menyusut.
Jika anda ingin membeli
properti baik rumah maupun tanah, segera ambil keputusan untuk membeli sekarang juga, karena harga
properti terus naik dari waktu ke waktu, uang yang anda simpan di Bank nilainya
akan terus menurun karena inflasi.
Demikian kisah nyata
seorang loper koran yang hidup bahagia dimasa tua karena properti,semoga dapat
mengisnpirasi kita semua.
Tentang Nara Sumber:
Abah Pendi pria asal
Cianjur yang sebelumnya tinggal di Jl Senopati, Senayan, Kebayoran Baru Jakarta
Selatan, setelah rumahnya dibeli pengembang (Digusur krn akan dibangun perkantoran)
senilai 3M beliau kini tinggal di Kavling DKI 99Residence, Cipedak Jagakarsa
Jakarta Selatan.
Tentang Penulis:
Andri Susanto adalah pria asal Kulon Progo yang baru saja terjun ke dunia Properti, founder alifpropertisyariah.com . Bekerja sebagai Marketing Consultant di Indo Properti Syariah yang bekerjasama dengan beberapa developer memasarkan dan mengembangkan properti syariah. Diantara developer yang bekerjama dengan IndoProperti Syariah: Hasanah Land, ARM Property, ABI Properti dll.